Duduk terdiam kusendiri dibalik jendela kamarku…. Aku hanya bisa duduk termenung memandangi
gelapnya malam dan secuil bayangan bulan yang menyelinap tertutup pekatnya awan
hitam.hati ini terasa hampa, hati ini terasa pilu, mengingat setiap kata kata rayuannya.
Setiap kata setiap hembusan nafasnya membuat aku sakit. Lima tahun aku menjalin
hubungan sebagai seorang kekasih yang saling mencinta satu sama lain.
Hari yang kami
tunggu pun telah tiba dimana hari itu akan menjadi momen bahagia kami berdua. Tubuhku
nan indah dengan segala lekukan di setiap bagian tertentu tubuhku ini terlihat
cantik dan sexy dengan balutan gaun pengantin berwarna putih, dengan serangkaian
bunga mawar ditanganku kupegang penuh rasa cinta. Tak sabar aku ingin melempar
rangkaian bunga mawar ini kepada kerabat kerabatku nanti.
Tanpa ragu dan
bimbang aku pun melangkah bergandengan dengan dia.. melangkah mendekat di
hadapan seorang pastur yang tidak lama lagi akan mensucikan ikatan perkawinan
kami. Hati terasa campur aduk senang, haru, sedih bercampur menjadi satu
seketika itu. Terdengar bisikan bisikan lirih dari beberapa kerabat memuji
keindahan gaun yang kukenakan saat itu.
Namun tak pernah
terbayangkan sama sekali dalam hidupku bahwa hari itu adalah hari terindah dan
terburuk dalam hidupku. Yah… seorang wanita berparas cantik rambut terurai bergaun
merah dengan lantang berteriak di tengah keheningan pernikahanku di dalam
gereja saat itu.
“ hentikan !!!
hentikan pernikahan kalian!! “ teriak si wanita muda itu…
“ pernikahan ini
tidak boleh terjadi !!! kamu harus menikahiku Roni !! seharusnya aku yang
berdiri disana bukan wanita jalang itu!! Kamu harus tanggung jawab atas anak
yang ada di perutku ini Roni.. “ dengan isakan tangis si wanita itu membeberkan
semua perbuatan calon suamiku di hadapan semua tamu undangan.
Kutatap kedua
mata Roni dengan penuh kehangatan dan mencoba menyangkal bahwa wanita itu hanya
bersandiwara, akupun langsung bertanya dengan pelaann…. pelan sekali disertai
air mata mengalir di pipiku menghapus kebahagiaan yang kurasakan saat itu juga.
“ apa itu benar sayang…???
Katakan kalo itu bohong…katakan kalo itu tidak benar… jawab sayang …” dengan
penuh rasa penasaran di dalam hati aku hanya bisa pasrah dan berdoa semoga itu
tidak benar.
Lalu dia
menjawab hanya dengan kata “ maafkan aku Mirna…maafkan aku….”
Benar benar aku
merasakan sakit yang luar biasa sakit ketika itu.. gunjingan gunjingan kerabat
kerabatku pun mulai terdengar. Ingin rasanya kupukul wajahnya
yang telah menghianatiku namun aku lemas tak berdaya..
“ Brengsek kamu
Roni…!! Bajingan kamu !!! “ Dengan isak tangis yang tak dapat kutahan akupun beranjak pergi berlari meninggalkan mereka semua.meninggalkan air mata cinta atas penghianatan.
Tuhan… apa salahku?
Kenapa semua harus seperti ini…
2 komentar :
need comment please...
Gubraaaaaaakkkkkk Hahahahah
Posting Komentar